Potensi Resesi Ekonomi: Benar Adanya Atau Isu Belaka?

Sumber: Forbes

Akhir-akhir ini, kekhwatiran akan terjadinya resesi bisa terdengar di mana-mana. Di lingkup global, sudah ada negara yang mengalami resesi dan terancam akan terkena resesi. Tidak dipungkiri, pemulihan setelah pandemi yang terlalu kencang justru membuat harga-harga naik karena adanya gap antara ekspektasi ekonomi dan penyesuaian kemampuan produsen dan konsumen dalam sirkulasi ekonomi.

Presiden Bank Dunia, David Malpass, juga mengatakan hal serupa pada bulan lalu mengatakan adanya risiko resesi dan stagflasi setelah pandemi. Selain karena ekspektasi ekonomi, krisis energi yang disebabkan perang Rusia-Ukraina yang memutus rantai energi ke Eropa dan pemotongan produksi minyak OPEC+ baru-baru ini yang diinisiasi oleh Saudi Arabia juga berpotensi menjadi katalis terjadinya resesi.

Sumber: Economy.com

Meskipun ekonomi global nampaknya sedang mendung, para ekonom di Indonesia dan institusi-institusi seperti Bank Indonesia, bank-bank swasta, serta pemerintah mengatakan bahwa Indonesia tergolong aman dari kemungkinan resesi, jika ada pun kemungkinannya kecil.

Pernyataan bahwa ekonomi Indonesia tergolong aman juga sejatinya selaras dengan laporan-laporan ekonomi dari banyak lembaga keuangan dunia seperti International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), dan World Bank. Di sisi lain, juga ada yang mengatakan bahwa Indonesia terancam resesi. Contohnya salah satu influencer yang membuat hal tersebut ramai.

Isu resesi yang ramai tersebut membuat sebagian masyarakat khawatir terntunya. Apalagi dunia (termasuk Indonesia) baru saja selesai dari pandemi yang membuat ekonomi sempat mandek.

Karena sempat ramai, Tim Continuum mencoba mengambil perspektif masyarakat dalam menanggapai gencarnya pemberitaan resesi ekonomi baik dalam lingkup global maupun nasional.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 17 sampai 21 Oktober 2022, sebenarnya tidak banyak perbincangan tentang kekhawatiran terkait resesi ekonomi. Justru, banyak perbincangan yang berisi hal informatif terkait resesi.

Banyak yang merasa bahwa Indonesia masih cukup aman. tak sedikit juga yang bilang agar tetap ‘memutarkan’ uang agar ekonomi tetap hidup, terutama di sektor UMKM. Selain itu banyak yang mengkritik influencer yang fear-mongering, menebar ketakutan akan resesi. Ada juga yang mengatakan kalau sehari2 hidup sudah susah, jadi tidak perlu takut resesi, karena setiap hari seperti resesi

Dilihat dari perspektif ekonomi, perilaku imbauan yang membuat isu resesi menjadi ramai cukup berbahaya dan bisa menyebabkan isu tersebut menjadi riil walaupun seharusnya tidak terjadi. 

Pemberitaan dan isu resesi yang ada bisa mejadikan masyarakat khawatir terhadap kondisi ekonomi. Kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi tersebut nantinya akan merubah ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi dan tentunya juga merubah perilaku masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat akan cenderung menabung dibandingkan memutar uang karena khawatir akan terjadi resesi dan uangnya tidak cukup.

Jika rentetan hal tersebut terjadi, maka variabel selanjutnya yang akan terkena efek domino adalah jumlah konsumsi masyarakat. Dengan turunnya konsumsi maka para produsen harus mencari cara agar bisnisnya tetap berjalan dan sebagainya. Selanjutnya, karena ekonomi lesu, yang terjadi adalah stagnasi ekonomi dan juga berpotensi timbulnya resesi.

Referensi

Economy.com (2022). Global Business Cycle Map. Economy.com. https://www.economy.com/economicview/tracker/5/Global-Business-Cycle-Map

Bove, T. (2022, Sep 29). The World Bank chief warns ‘perfect storm’ of stagflation and global recession: ‘A tough reality confronts the global economy’. Fortune. https://fortune.com/2022/09/29/world-bank-david-maplass-warns-prolonged-stagflation-global-recession/

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on pinterest
Pinterest