Imbas Perang Harga-Harga Naik, Apakah Benar-Benar Signifikan Atau Parsial Dampaknya

sumber: iisd.org

Naiknya harga-harga terjadi di banyak tempat, termasuk Indonesia. Ekonomi yang mulai memanas dan ketidakpastian global banyak ditunjuk sebagai penyebab utamanya. Indonesia juga terkena getahnya, terutama akibat perang Rusia-Ukraina. Namun, apakah benar penyebab-penyebab tersebut merupakan penyebab utama mengingat ada barang-barang yang harganya naik namun bukan karena dampak perang.

Invasi Rusia ke Ukraina banyak berdampak terhadap harga-harga komoditas, termasuk di Indonesia. Rusia sebagai salah satu negara pengekspor migas dan Ukraina sebagai pengekspor komoditas mentah seperti jagung, bijih besi, dan gandum, membuat konflik keduanya menyebabkan disrupsi harga-harga komoditas yang mereka ekspor.

Selain bersumber dari dampak langsung karena perang, juga terjadi gangguan pada perdagangan internasional akibat adanya perang. Contohnya yang baru saja terjadi, gangguan pada pipa minyak Rusia menyebabkan sulitnya supply minyak dan menyebabkan harga naik lebih lanjut.

Sanksi-sanksi ekonomi baik yang diarahkan maupun berasal dari Rusia juga menyebabkan naiknya harga komoditas. Pemutusan Rusia dari SWIFT, boikot terhadap produk-produk Rusia, dan sanksi-sanksi perdagangan dan politik lainnya menciptakan ketidakpastian global.

Bagi Indonesia sendiri, invasi Rusia ke Ukraina berdampak pada naiknya harga-harga komoditas yang diimpor oleh Indonesia. Turunnya supply minyak dan gandum menyebabkan potensi naiknya harga-harga komoditas tersebut di ranah domestik.

Dampak dan kemungkinan terjadinya inflasi di dalam negeri sudah diwanti-wanti beberapa pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, maupun konsumen. Masing-masing pihak banyak bersiap untuk dengan menentukan tindakan yang tepat dari naiknya harga-harga komoditas.

Di ranah pengambil kebijakan, untuk menyikapi naiknya harga minyak bumi, direncanakan untuk adanya tindakan menaikkan harga bahan bakar (bahan bakar yang tidak disubsidi). Para pelaku usaha juga mengambil tindakan dengan menaikkan harga sesuai perubahan harga bahan yang digunakan.

Menyikapi hal besar seperti ini, terjadi perbincangan yang ramai. Umumnya topik yang menjadi bahan perbincangan adalah barang-barang yang memiliki kaitan langsung dengan komoditas yang diekspor Rusia maupun Ukraina. 

KlusterSubjectspercentage
Makanan[Makanan, Mie]20.05%
Sembako[Bawang, Beras, Daging Sapi, Sembako, Telur, Minyak Goreng]11.91%
Bahan Bakar[Minyak Bumi, BBM]10.94%
Aset[Emas, Kripto]8.46%
Bahan Baku Makanan[Kedelai, Gandum, Jagung]8.14%
Gas Alam[Batubara, LPG]7.36%

Selain topik utama yaitu kenaikan harga sebagai imbas perang, juga terdapat topik-topik disekitarnya yang ramai menjadi bahan obrolan. Mayoritas dari perbincangan yang ada berisi tentang harga-harga yang sudah naik sebelum perang. Perbincangan topik ini umumnya berisi kekecewaan masyarakat terhadap harga-harga yang naik, bahkan untuk komoditas-komoditas yang tidak terdampak perang. Berdasarkan tweet-tweet yang ada, kekecewaan masyarakat bersumber dari ketidakmampuan pemerintah menjaga kestabilan harga bahan pokok.

Ketidakpastian global akibat adanya perang harus bisa menjadi pelatuk untuk membangun kedaulatan, terutama dari ketergantungan internasional. Naiknya harga-harga komoditas selanjutnya bisa ditanggapi dengan produksi dalam negeri atau alternatif seperti sumber impor yang lebih terdispersi, tidak terlalu bergantung pada negara tertentu.

Dari sisi percaturan internasional, momentum seperti sekarang bisa menjadi cerminan bahwa terdapat sistem-sistem alternatif dari yang sudah ada. Pemutusan Rusia dari rantai perekonomian internasional yang juga bersamaan dengan Arab Saudi yang berencana mematok harga minyaknya ke Yuan, Rusia yang memaksa Eropa membeli migas dengan Rubel, dan adanya sistem-sistem alternatif pembayaran selain SWIFT bisa dimanfaatkan Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada sistem yang sudah ada dan memiliki posisi tawar-menawar lebih kuat.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on pinterest
Pinterest