Kilas Balik Brand 2021: Kopi Kekinian, Bank Digital, Dompet Digital, dan Produk Kecantikan

Sumber: EIU.com

Cepatnya arus informasi di zaman modern ini menuntun brand lebih giat melakukan promosi, terutama lewat sosial media. Konsumsi sosial media yang tinggi oleh masyarakat membuat eksposur sosial media menjadi salah satu strategi marketing yang menjanjikan bagi para produsen. Sumber eksposur brand yang sangat potensial tersebut akhirnya banyak digunakan brand sebagai gelanggang promosi, baik secara langsung maupun lewat pembicaraan pengguna sosial media.

2021 diwarnai dengan berbagai macam event yang merubah lanskap pasar konsumsi masyarakat Indonesia. Mulai dari munculnya startup produk pangan, bank digital yang lebih memudahkan masyarakat muda, sampai semakin populernya e-wallet sebagai alat pembayaran mewarnai berjalannya 2021.

Masing-masing brand memiliki strategi tersendiri dan mendiferensiasi produknya dari kompetitor dalam pemasaran mereka. Contohnya pada industri kopi kekinian masing-masing brand memasarkan soal bagaimana brand mereka bisa disebut ‘kekinian’. Pada bank digital, para pengembang berusaha memberikan kemudahan akses sesimpel mungkin untuk menggaet kaum muda, contohnya dengan integrasi ke pembayaran e-wallet, voucher game, dan aplikasi lain yang identik dengan anak muda.

Sepanjang 2021, tercatat beberapa brand yang mendominasi di masing-masing industri. Kopi Janji Jiwa yang menjadi salah satu pionir kopi kekinian di Indonesia mendapatkan eksposur tertinggi dengan 74 ribu perbincangan. Selanjutnya, ada Kopi Kenangan yang mendapatkan status sebagai startup unicorn mendapatkan posisi kedua eksposur tertinggi dengan 40 ribu total tweet, disusul oleh Kopi Tuku, Kopi Soe, dan Kulo.

Selanjutnya di Industri bank digital ada Jenius, Jago, Blu, TMRW, dan Digibank. Eksposur masing-masing bank digital tidak terlalu tinggi dibandingkan brand dari industri lain. Rendahnya total eksposur menunjukkan kurang familiarnya bank digital di perbincangan. Minimnya eksposur di sini justru bisa dilihat sebagai potensi tersendiri yang menunjukkan bahwa industri bank digital masih memiliki ruang yang luas untuk berkembang di Indonesia.

Pada kategori uang digital Gopay, Shopee Pay, dan OVO memiliki eksposur yang cukup seimbang, dipimpin oleh Gopay. Ketiga brand memiliki eksposur sebesar 231 ribu, 177 ribu, dan 170 ribu secara berurutan. Selanjutnya ada LinkAja yang menyusul dengan eksposur yang relatif kecil, hanya sekitar 17 ribu perbincangan. Perbedaan yang signifikan dari ketiga brand dengan lainnya menunjukkan adanya penegrucutan pasar menjadi oligopoli dengan beberapa brand sebagai pemain utama, yaitu Gopay, Shopee Pay, dan OVO.

Terakhir pada industri produk kecantikan, Wardah dan Safi memimpin eksposur dengan masing-masing memiliki 18 ribu dan 14 ribu total perbincangan selama 2021. Kedua brand tersebut memiliki keunikan tersendiri yang berhasil membentuk niche market bagi kedua brand. Lebih jauh, kedua brand merupakan pionir di kategori pasar mereka sehingga memang sangat wajar jika muncul image khas yang dimiliki kedua brand tersebut.

Dari sudut pandang berbagai macam industri, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang bisa diasosiasikan dengan dikenalnya suatu produk. Pada industri kopi kekinian, inovasi dan promosi menjadi ujung tombak dari menariknya suatu produk bagi konsumen. pada industri bank digital dan dompet digital, first-mover dan kemudahan akses menjadi langkah strategis untuk menguasai pasar yang nantinya semakin mengerucut pada jangka panjang. Sedangkan pada industri produk kecantikan diferensiasi produk dan pemilihan jenis konsumen yang benar menentukan besarnya eksposur brand.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on pinterest
Pinterest